Hampir semua sahabatnya merasakan “Akulah yang paling dicintaNya”

Sebenarnya saya pingin membahas tentang pendidikan ala Rosululloh saw, tetapi…kalo saya tulis judulnya pendidikan ala Rosululloh saw, maka kesannya akan biasa biasa saja.  makanya saya tulis saja judul seperti diatas.  Bukan bermaksud mengelabuhi loh…tapi, judul diatas adalah sebuah judul yang menceritakan tentang sosok  Rosululloh SAW, sebagai seorang guru, yang amat sangat dekat sekali dengan semua muridnya (para sahabat), semua merasa spesial…hingga pada suatu hari di ceritakan tentang salah seorang sahabat yang ingin mendapatkan pengakuan cinta dari sang kekasih.

Ia adalah Amru  bin Ash.  salah satu sahabat Rosululloh yang pemberani karena dialah panglima perang yang menaklukkan baitul Maqdis. dan Mesir.  Karena kecerdasannya dalam strategi perang, karena kesholehannya membuat iapun menjadi salah satu sahabat utama, ia mencintai Rosululloh dan Rosulullohpun mencintainya.

Cintanya sungguh tak bertepuk sebelah tangan, tapi…cinta tetaplah cinta, ia membutuhkansebuah pengakuan..hingga       Suatu ketika, Amr bin Ash mendatangi Rasulullah SAW, ia merasa bahwa dirinyalah yang paling istimewa dan paling dicintai Rasulullah. Kemudian ia bertanya, “Ya Rasul, siapakah orang yang paling engkau cintai?”
Kemudian beliau menjawab, ” Aisyah”.
“Maksudku dari kalangan laki-lakinya ya Rasulullah!”.
“Bapaknya, (Abu Bakar)”.
“Kemudian siapa lagi ya Rasulullah?”,  Amr bin ash  menduga bahwa jawaban berikutnya yang di berikan Rosululloh adalah dirinya.tapi ternyata inilah jawaban Rosululloh,
“Umar!”, jawab Rasulullah SAW.
“Setelah itu Ya Rasulullah?”
“Utsman!”
“Siapa lagi berikutnya Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, “Ali!”.Mendengar jawaban ini maka,Amr berkata,” Demi Allah, saya tak mau lagi bertanya, saya khawatir Rasulullah akan terus menyebutkan nama-nama yang banyak dan aku takut namaku akan di sebut yang paling terakhir.

ini barulah sepenggal kisah tentang kedekatan beliau dengan para sahabatnya, bahkan karena saking dekatnya beliau bisa memetakan potensi potensi besar para sahabatnya sesuai dengan minat dan bakatnya masing masing, keren yah…padahal saat itu belum ada pendidikan karakter loh…

Di tangan Rosululloh semua sahabat adalah “bintang”, semua potensi mereka bisa mucul sehingga bersinarlah semua pada masanya, jadilah generasi sahabat menjadi generasi terbaik umat.

Apa itu Pendidikan?

Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kea rah kedewasaan.

bagaimana kondisi pendidikan kita?

Pakar-pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab utama kegagalan pendidikan kita adalah karena para pendidiknya yang gagal. Padahal, salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik.
Anak adalah amanat Allah kepada orangtua, tutur Al-Ghazali.
Rasulullah SAW bersabda, “ Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap sebuah keluarga, Allah berikan kepada mereka kepahaman dalam agama, yang muda menghormati yang tua, kasih sayang menjadi anugerah dalam kehidupan mereka, pengeluaran mereka ekonomis dan diberi kemampuan untuk mengetahui aib diri lalu bertaubat dari kesalahan, sebaliknya, jika Allah menghendaki selain itu mereka akan dibiarkan saja ” . ( HR. Daaru Quthni dari Anas ra. ).

Pendidikan seperti apa sebetulnya yang di terapkan Rosululloh saw, kepada para sahabatnya?

1.  Keteladanan,

“sesungguhnya telah ada dalam diri Rosululloh suri dan tauladan yang baik”, jika kita ingin anak didik kita, anak anak kita bahkan orang orang yang ada dalam bimbingan kita menjadi baik, maka berikanlah mereka juga keteladanan yang baik, keselarasan antara kata dan perbuatan, bukankah Alloh swt amat sangat membenci apa apa yang dikatakan tetapi tidak kita perbuat?

demikian juga peranan kita sebagai orang tua pendidik anak anak kita,  Ada beberapa hal yang dapat kita teladani dari Rasulullah Saw. dalam mendidik anak. Keteladanan adalah hal yang pertama dan utama. Keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa anak karena orang yang paling banyak diikuti oleh anak adalah orang tuanya. Mereka pulalah yang paling kuat menanamkan pengaruhnya ke dalam jiwa anak. Karena itu, orang tua dituntut untuk menjalankan segala perintah Allah swt dan sunnah Rasul yang mencakup perilaku dan perbuatan. Bukan hanya itu merupakan kewajiban seorang muslim, namun karena anak melihat mereka (orang tua) setiap waktu. Kemampuan mereka untuk meniru, sadar atau tidak, sangat besar, tidak seperti yang kita duga yang hanya menganggap sebagai anak kecil.

Rasulullah bersabda “ Barangsiapa berkata kepada anaknya, ‘ kemarilah! ( nanti kuberi )’ kemudian tidak diberi maka ia adalah pembohong ” ( HR. Ahmad dari Abu Hurairah)

Rosululloh mencontohkan kepada para sahabat bahwa mendidik anak juga memerlukan sentuhan, rengkuhan bahkan menciumnya dengan hangat, beliau mencontohkannya,

Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh .”Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

bahkan di lain riwayat di sebutkan Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.Rosululloh bahkan sampai tahu nama binatang peliharaan anak anak sahabat beliau. seperti yang dikisahkan oleh anas bin malik ketika Rosululloh menyapa adiknya umair, ia mempunyai burung yang bernama nughoir, setiap Rosululloh bertemu umair, Selain menanyakan kabar Umair,maka Rosululloh saw  juga akan menanyakan “Bagaimana kabar Nughoir?”

Yah…itu adalah keteladanan yang di berikan Oleh Rosululloh< bahkan kalo kita mau jeli lagi, melihat bagaimana burung mendidik anak anak mereka kita akan lebih terperanggah lagi,

yuk kita intip bagaimana sebetulnya burung mendidik anak anak mereka,

Seekor burung betina yang sedang mengerami telur disarangnya, jarang dan hamper tidak mau meninggalkan sarangnya itu sampai telurnya menetas. Jantanlah yang bersusah payah mencari makanan untuk induknya yang mengeram itu. Jika telurnya sudah menetas, kedua burung jantan dan betina itu mencari makanan untuk anak-anaknya yang masih lemah. Sesudah anak-anaknya agak besar dan cukup bulunya untuk belajar terbang, datanglah waktunya sekarang bagi kedua burung itu melatih anak-anaknya terbang dari satu ranting ke ranting yang lain. Mula-mula dekat saja, lama-kelamaan agak jauh; mula-mula rendah lama kelamaan agak tinggi, dan seterusnya. Sehingga anak-anaknya itu pandai terbang, dan mencari makan sendiri seperti induknya. Setelah itu lepas dan berpisahlah burung muda itu dari pengawasan dan perlindungan induknya.

subhanalloh…jika burung bisa bekerjasama dalam mendidik, kenapa kita tidak?  Alloh  telah membekali akal, pantaslah jika Alloh SWT sering bertanya kepada kita ,afala ta’kilun? apakah kamu tidak berfikir?

2.  Rosululloh mengerti sekali  sifat sifat yang spesial dari masing masing sahabat. baik kelemahan maupun potensinya.

Bilal bin Robbah, mempunyai potensi yang luar biasa, bilal adalah orang yang sangat merdu suaranya, maka Rosulullohpun memberikan tempat terhormat bagi bilal untuk mengumandangkan adzan.

Ada sahabat yang bernama Khalid bin walid, saat jahiliyah beliau adalah musuh yg sangat berat, terkenal dengan strateginya, ketika masuk Islam maka Rosululloh pun sering menempatkan belaiau menjadi panglima perang hingga mendapat julukan “Saefulloh” yang artinya adalah pedangnya Alloh swt.

Ada juga sahabat Rosululloh yang masih muda tetapi beliau mengetahui potensi yang luar biasa yang tersimpan di dalamnya sehingga meski usianya baru 20 tahun, tetapi beliau sudah di utus oleh Rosululloh untuk memimpin ekspedisi ke Romawi. bahkan belaiu mempin para sahabat yang lebih senior dan lebih utama darinya.

keika mengetahu kelemahan seorang sahabat Rosululloh saw pun tidak mengejeknya, beliau akan memperbaikinya dengan menggunakan nasihat yang bijak pada waktu yang tepat.

Memberi nasihat sangat besar manfaatnya, sehingga harus dilakukan pada saat yang tepat pula. Rasulullah saw. memberi tiga pilihan waktu untuk memberi nasihat pada anak-anak: saat berjalan-jalan atau di atas kendaraan, waktu makan, dan waktu anak sakit. Rasulullah juga menemani anak-anak makan. Ketika anak berbuat salah, atau melakukan perbuatan yang kurang sopan, beberapa kesalahan langsung diluruskan oleh beliau dengan baik dan mengesankan. Rasulullah bersabda: ” Mendekatlah nak! Bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kanan, dan ambillah makanan yang terdekat!” (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi). Ketika anak sakit, hati anak akan lebih lembut, sehingga anak juga akan lebih lapang dalam menerima nasihat.

Menghindari mencela dan mencaci anak. Rasulullah tidak suka mencela dan mencaci kelakuan anak-anak sebagaimana kesaksian Ibnu Abbas, selama sepuluh tahun melayani beliau, beliau tidak pernah mencelanya. Bahkan untuk sekedar bertanya “mengapa begini mengapa begitu” pun tidak pernah beliau lakukan.  Cara yang dilakukan Rasulullah itu justru menanamkan kepekaan dan rasa malu dalam dirinya.

Rasul juga ngengajarkan orang tua agar jangan mencaci anak di depan umum dan berhemat dalam memberikan nasihat.karena Rosulullohpun adalah orang yang berhemat dalam memberikan nasihat, sesungguhnya jiwa manusia adalah pembosan.

3.  Beliau amat sangat peka terhadap lingkungan

Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.

“Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”

di lain hari Rosululloh saw juga pernah  lama sekali sujud dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesahsampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

atau sebaliknya beliau pernah menyegerakan gerakan sholat di sebabkan karena ada suara anak kecil yang sedang menagis.

Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang bermain dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

4.  mendoakan

Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

 

Wallohu Alam bi showab, semoga kita termasuk orang orang yang senantiasa memberikan keteladanan yang baik bagi anak anak kita, sehingga mereka akan mencontoh apa yang kita lakukan, aamiin

Tinggalkan komentar